welcome!

Don't judge a book from its cover, but you can judge me from the books in my BOOKCASE.

Tuesday 3 May 2011

Baru Bisa Cerita Setelah Keluar Bali


DSCN3171Minggu lalu saya ke Bali dalam rangka kegiatan kampus. Walaupun bukan benar-benar liburan, tapi saya senang bisa ke Bali lagi setelah 9 tahun! Waktu itu ke Bali tahun 2002. Itu pun sebagai acara perpisahan SMU. Sama saja sebenarnya dengan yang kemarin, kegiatan formal yang dibungkus dalam format liburan. Tempat-tempat yang dikunjungi juga sama seperti 9 tahun yang lalu. Karena itu sebenarnya tidak ada cerita yang terlalu istimewa untuk diceritakan dari acara ke Bali ini. Lagipula nanti saya akan menulis laporan resminya. Jadi bukan soal kegiatan di Bali yang akan saya ceritakan di sini.

Ada dua cerita yang ingin saya ceritakan. Tapi karena alasan tertentu, saya baru bisa menceritakannya setelah keluar dari pulau Bali. Cerita yang pertama agak berbau mistis. Jujur saja walaupun saya bukan seorang penakut, tapi saya tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan karena saya salah bicara. Sedangkan cerita yang kedua... adalah cerita yang sebenarnya malu untuk saya ceritakan.

Baiklah, kita mulai saja cerita yang pertama, yang sudah sukses saya ceritakan kepada teman-teman saya setelah keluar dari Bali. Bagaimanapun saya sadar bahwa saya harus hati-hati bicara di Bali kalau tidak mau kena batunya. Bali adalah tempat yang misterius, menurut saya. Aroma mistisnya kental sekali karena sejauh mata memandang kita bisa lihat patung-patung bersarung, bunga-bunga sesajen yang diletakkan di pinggir jalan, ditambah lagi bau dupa--atau menyan, entahlah--yang begitu menyengat. Sebenarnya saya berharap akan ada suatu kejadian aneh yang terjadi saat di Bali, entah itu ada yang kesurupan atau ada suatu penampakan di foto, tapi ternyata tidak terjadi sama sekali. Hanya ada satu kejadian kecil yang membuat saya lumayan merinding.

Selama di Bali saya menginap di Goodway Hotels & Resort di daerah Nusa Dua. Hotel ini letaknya di bukit yang jauh dari mana-mana. Saya mendapat kamar 1818--nomor favorit saya! Di kamar ini saya berbagi dengan empat teman perempuan. Karena saya mandinya lama sekali, jadi ketika waktunya mandi saya harus mandi paling pertama atau paling terakhir agar tidak mengganggu teman-teman sekamar saya yang juga ingin mandi. Kegiatan kami yang padat dan baru berakhir hampir larut malam membuat saya--yang mendapat giliran mandi paling akhir--baru bisa mandi setelah lewat pukul 12 malam. Dan setiap malam ketika mandi saya merasa ada "orang lain" di kamar mandi yang selalu memperhatikan saya. Saya tidak melihatnya tapi saya tahu dia ada di sana. Apalagi ditambah kejadian tirai di kamar mandi yang bergerak-gerak ke arah saya seperti tertiup angin, padahal di arah berlawanan tidak ada jendela atau AC atau sesuatu apapun itu yang bisa menimbulkan tiupan angin. Aneh sekali...

Saya tahu ada sesuatu di sana tapi saya diam saja sampai saya meninggalkan Bali. Saya tidak membicarakan hal itu ketika di Bali karena saya tidak mau "dia" tahu kalau  saya tahu keberadaannya. Kalau hal itu terjadi jujur saja saya takut "dia" akan terus mengikuti saya sampai ke Bandung. Karena itu saya diam saja dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa daripada nanti malah kenapa-kenapa.

Cerita kedua sebenarnya tidak penting, tapi saya sangat ingin menceritakannya di sini karena saya malu dan tidak bisa membicarakannya pada teman-teman saya. Ini menyangkut seseorang yang juga mereka kenal. Entah apa namanya, tapi sepertinya saya mengagumi teman saya sendiri, dan semua bermula di Bali. Saya sebenarnya sudah tahu orang ini setahun yang lalu karena dia mengambil beberapa kuliah yang sama dengan saya, tapi entah kenapa saya tidak begitu memperhatikan keberadaannya. Ketika di Bali, saat berada di bus yang kami tumpangi, saya melihat dia sedang membaca buku. Karena penasaran saya pun mendekat, dan ternyata yang dibacanya adalah sebuah novel tebal berbahasa Inggris! Saya saja yang suka membaca tidak suka membaca buku berbahasa asing, walaupun itu bahasa Inggris. Menurut saya dia keren sekali karena membaca buku berbahasa Inggris. Waktu saya tanya apakah dia suka baca dan dia mengiyakan, seketika itu juga dia langsung berubah dari seseorang yang tidak pernah saya lihat jadi orang yang paling keren!

Semua gara-gara buku! Saya suka buku, jadi saya suka orang yang suka buku juga. Dan kalau dipikir-pikir mungkin agak aneh, tapi entah kenapa saya--sepertinya--jadi nge-fans sama dia. Hahaha... =n_n=

0 comments:

Post a Comment

A real book is not one that we read, but one that reads us.
W. H. Auden
 

bookcase Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice