Ini dia buku yang baru saja selesai saya baca. THE TOUCH karya Daniel Keyes. Sebenarnya buku ini buku terbitan lama, keluaran tahun 1968! Sudah lama sekali memang, tapi saya baru sempat membacanya setelah 42 tahun buku ini ditulis. Awalnya saya memutuskan untuk membaca The Touch setelah terpesona oleh karya Daniel Keyes yang lain, Flowers for Algernon, yang sudah saya bahas di sini. Sayapun berniat untuk membaca karya-karya Daniel Kayes, dan pergilah saya ke sebuah toko buku diskon untuk membeli SEMUA buku Daniel Keyes. The Touch adalah yang pertama saya baca.
The Touch bercerita tentang Barney Stark, seorang pematung yang bekerja di divisi disain sebuah perusahaan pembuat mobil. Kehidupannya berjalan normal sampai pada satu hari terjadi sebuah bencana di divisi riset di perusahaan tersebut. Telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan terjadinya tumpahan radioaktif di laboratorium pusat riset. Dari buku ini saya baru tahu ternyata radiasi—yang berasal dari Iridium 192—diperlukan oleh industri mobil dalam banyak hal seperti untuk melacak ketebalan cat pada bodi mobil, mengecek cacat-cacat pada cetakan, dan lain-lain.
Awalnya pihak perusahaan menyatakan bahwa tumpahan radiasi dapat diatasi dengan tuntas, dan tidak ada debu radioaktif yang tersebar keluar. Namun dengan semua langkah-langkah yang telah diambil, ternyata masih ada juga celah yang terlewatkan. Mereka lupa membersihkan sistem ventilasi. Saat pendingin udara dinyalakan, debu radiasi tertiup ke ruang seorang staf divisi riset, Max Prager, yang selalu pergi ke kantor dan pulang bersama Barney dalam satu mobil. Akhirnya debu radioaktif tersebar ke setiap benda yang Max sentuh, termasuk Barney dan mobilnya. Dan seperti efek domino, Barney-pun menyebarkan debu radioaktif itu ke dalam rumahnya, istrinya, dan semua yang ia sentuh di manapun ia berada.
Mereka akhirnya teradiasi dengan gejala muntah-muntah dan muncul luka bakar pada tubuh mereka. Setelah berita tersebar, merekapun disalahkan atas penyebaran debu radioaktif di seluruh kota. Walaupun di buku ini diceritakan tentang penderitaan fisik yang mereka alami, namun di sini penulisnya lebih menekankan pada penderitaan mental dan psikologis. Di buku ini digambarkan bagaimana rasanya berada pada posisi yang disalahkan oleh semua penduduk kota karena telah menyebarkan radiasi, walaupun sebenarnya ia sama sekali tidak terkait dengan kecelakaan yang menyebabkan tumpahan radioaktif itu, dan ia sendiri sebenarnya tertular debu radioaktif dari orang lain yang kebetulan semobil dengannya. Ditambah lagi istrinya sendiri—yang ternyata sedang mengandung—juga ikut menyalahkannya karena tidak diragukan lagi janin yang dikandungnya pasti juga ikut teradiasi.
Semua perlakuan yang diterima oleh Barney menumbuhkan kebencian yang begitu besar dalam dirinya. Bila seseorang tersakiti karena sesuatu yang tidak ia pahami, tentu harus ada orang yang dipersalahkan. Tapi jika tidak ada orang lain yang bisa disalahkan, maka jalan satu-satunya adalah menyalahkan diri sendiri. Membaca buku ini mungkin akan membuat kita sedikit memahami sebuah kepedihan yang mendalam, gangguan psikologis yang bisa dibilang mendekati gila.
Buku ini cukup menarik, tapi menurut saya kekurangannya adalah buku ini terlalu tipis. Cerita diakhiri ketika istri Barney melahirkan bayi mati, yang sebenarnya sudah mati sejak lama saat masih berada dalam kandungan. Akan lebih baik jika dibuat cerita si bayi akan hidup dengan cacat-cacat akibat radiasi. Bukan karena saya suka dengan penderitaan orang lain, tapi setelah selesai membaca The Touch saya kok merasa ceritanya nanggung. Kalau halamannya ditambah sedikit lagi saja, ceritanya mungkin bisa dieksplorasi lebih dalam lagi. Sayangnya bukan saya yang menulis buku ini... ^___^
Continue reading...
The Touch bercerita tentang Barney Stark, seorang pematung yang bekerja di divisi disain sebuah perusahaan pembuat mobil. Kehidupannya berjalan normal sampai pada satu hari terjadi sebuah bencana di divisi riset di perusahaan tersebut. Telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan terjadinya tumpahan radioaktif di laboratorium pusat riset. Dari buku ini saya baru tahu ternyata radiasi—yang berasal dari Iridium 192—diperlukan oleh industri mobil dalam banyak hal seperti untuk melacak ketebalan cat pada bodi mobil, mengecek cacat-cacat pada cetakan, dan lain-lain.
Awalnya pihak perusahaan menyatakan bahwa tumpahan radiasi dapat diatasi dengan tuntas, dan tidak ada debu radioaktif yang tersebar keluar. Namun dengan semua langkah-langkah yang telah diambil, ternyata masih ada juga celah yang terlewatkan. Mereka lupa membersihkan sistem ventilasi. Saat pendingin udara dinyalakan, debu radiasi tertiup ke ruang seorang staf divisi riset, Max Prager, yang selalu pergi ke kantor dan pulang bersama Barney dalam satu mobil. Akhirnya debu radioaktif tersebar ke setiap benda yang Max sentuh, termasuk Barney dan mobilnya. Dan seperti efek domino, Barney-pun menyebarkan debu radioaktif itu ke dalam rumahnya, istrinya, dan semua yang ia sentuh di manapun ia berada.
Mereka akhirnya teradiasi dengan gejala muntah-muntah dan muncul luka bakar pada tubuh mereka. Setelah berita tersebar, merekapun disalahkan atas penyebaran debu radioaktif di seluruh kota. Walaupun di buku ini diceritakan tentang penderitaan fisik yang mereka alami, namun di sini penulisnya lebih menekankan pada penderitaan mental dan psikologis. Di buku ini digambarkan bagaimana rasanya berada pada posisi yang disalahkan oleh semua penduduk kota karena telah menyebarkan radiasi, walaupun sebenarnya ia sama sekali tidak terkait dengan kecelakaan yang menyebabkan tumpahan radioaktif itu, dan ia sendiri sebenarnya tertular debu radioaktif dari orang lain yang kebetulan semobil dengannya. Ditambah lagi istrinya sendiri—yang ternyata sedang mengandung—juga ikut menyalahkannya karena tidak diragukan lagi janin yang dikandungnya pasti juga ikut teradiasi.
Semua perlakuan yang diterima oleh Barney menumbuhkan kebencian yang begitu besar dalam dirinya. Bila seseorang tersakiti karena sesuatu yang tidak ia pahami, tentu harus ada orang yang dipersalahkan. Tapi jika tidak ada orang lain yang bisa disalahkan, maka jalan satu-satunya adalah menyalahkan diri sendiri. Membaca buku ini mungkin akan membuat kita sedikit memahami sebuah kepedihan yang mendalam, gangguan psikologis yang bisa dibilang mendekati gila.
Buku ini cukup menarik, tapi menurut saya kekurangannya adalah buku ini terlalu tipis. Cerita diakhiri ketika istri Barney melahirkan bayi mati, yang sebenarnya sudah mati sejak lama saat masih berada dalam kandungan. Akan lebih baik jika dibuat cerita si bayi akan hidup dengan cacat-cacat akibat radiasi. Bukan karena saya suka dengan penderitaan orang lain, tapi setelah selesai membaca The Touch saya kok merasa ceritanya nanggung. Kalau halamannya ditambah sedikit lagi saja, ceritanya mungkin bisa dieksplorasi lebih dalam lagi. Sayangnya bukan saya yang menulis buku ini... ^___^